Hujan
Penghujan datang
Jakarta pasti tergenang dan
Korban datang
Malam
Malam tiba
Angin utara mendera dan
Ia terluka
Risau
Burung berkicau
Menghibur hati risau dan
Tak bergurau
Kemarau
Rumput menguning
Pohon-pohon meranggas
Tanah berpori
Katak pun bersembunyi
Kemarau t’lah bernyanyi
Badai
Badai
Mendulang, melandai
Menerpa, menghantam, merusak
Nyilu hatiku saat melambai
Topan
Gelap
Gelap
Melindungi, melingkupi
Menyembunyikan, menyamarkan, melelapkan
Hitam, legam, panas, puith
Benderang, menyilaukan, menjagakan
Terang, hangat
Matahari
Gatot kaca
Jika aku jadi gatot kaca
Kan ku kelilingi seluruh dunia
Otot kawat tulang baja
Hindia kutempuh sekejap mata
Pahlawan kebajikan
Ku bela kebanaran
Kubasmi kejahatan
Semua orang kan terkesan
Jalanku
Dulu kukira enak jadi orang kaya
Tapi kini kutahu harta bukan segalanya
Dulu kukira percuma menderita
Tapi kini kutahu tak ada yang sia-sia
Dulu kukira yang kaya masuk surga
Tapi kini kutahu jalanku segalanya
Harapanku....
Aku ingin menjadi pelita harapan
Berbakti pada orang tua
Mewujudkan harapan mereka
Harapan sejauh bayang-bayang bambu kala senja
Meraih cita-cita
Yang lebih tinggi dari harapan mereka
Biru
Biru terasa nyilu
Meski biru warna langitku
Biru rasa menderu
Hingga biru jadi warna jantungku
Biru itu pilu
Biru itu nafasku
Friday, January 8, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment